Senin, 28 Januari 2008

Menyingkapi Kegagalan

LA TAHZAN - JANGAN BERSEDIH

Puluhan ribu orang berambisi untuk bisa kuliah gratis di STAN/Prodip Keuangan, puluhan ribu orang pula belum berhasil menikmati pendidikan gratis di STAN, mungkin ada diantara Anda yang sudah sedikit lega, dengan memiliki nilai yang cukup untuk mendaftar, tapi jangan terlalu bergembira terlebih dahulu, karena perjalanan belum usai dan jangan terlalu terlena, agar jika menemui kegagalan (kesuksesan sedang tertunda), tidak mengalami frustasi.

Sedangkan yang yang nilainya kurang dan tidak bisa mendaftar, ataupun bahkan yang belum berhasil memperoleh predikat lulus dari bangku SMA, juga tidak perlu terlalu berkecil hati, coba baca sedikit biografi Einstein, Thomas Alfa Edison, Purdi Chandra dan masih banyak lagi tokoh dunia yang berhasil dalam kehidupan dunianya, meskipun prestasi di sekolah kurang cemerlang.

Jadi pada intinya bagaimana mengendalikan nafsu diri kita, bagaimana bisa menyikapi keadaan, mensyukuri nikmat Allah swt, dan tentunya harus bersabar jika ada keinginan yang belum terpenuhi. Keberhasilan tidak selalu berarti harus diterima di STAN, harusnya kita realistis saja, peminat sangat banyak sedang formasi sangat terbatas, mungkin hanya setengah persen saja.

Masih banyak peluang dan kesempatan di luar sana, menunggu kehadiran muda-mudi yang bermental baja, menjadi pengusaha, inovator, petani sukses, pedagang sukses, dan sebagianya sesuai bidang masing-masing. Jalin terus dengan kawan-kawan, saling berbagi informasi, saling mendukung dan menciptakan karya-karya baru.

Yang belum berhasil, masih ada kesempatan untuk mencoba lagi tahun depan, masih ada kesempatan untuk mencoba perguruan tinggi lain, masih ada kesempatan untuk menjadi pengusaha sukses dan sebagainya.

Sukses dan gagal, jika diibaratkan dalam perjalanan di kereta api, bisa saja seperti pemandangan kiri kanan rel, sawah hijau membentang, gunung-gunung tinggi menjulang, air mengalir, pohon-pohon, dan kadang pula menemui bebatuan terjal, sambungan rel yang renggang, yang sedikit mengurangi kenyamanan, namun kita tidak terlena dengan keadaan di sekitar perjalanan, itu bukanlah tujuan, tetapi hanya pemandangan sekejap, tujuannya adalah suatu tempat stasiun/kota yang masih jauh di seberang sana.

Demikian pula gagal dan berhasil dalam kehidupan adalah sebagai bumbu pemanis dalam mengarungi bahtera kehidupan, tujuan akhir kita adalah kembali kepada Allah/Tuhan kita dalam keadaan yang diridhai, dan kebahagian yang tiada akhir.........selamat berjuang kawan.....(Hartono).

Orang yang sukses bukanlah orang yang tidak pernah gagal, tapi orang sukses adalah mereka yang segera bangkit setelah gagal.