Sabtu, 24 Mei 2008

Depdiknas Tawarkan Beasiswa bagi 2.500 Dosen







Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), menawarkan beasiswa bagi 2.500 dosen perguruan tinggi negeri dan swasta se-Indonesia.

Program beasiswa itu disosialisasikan Dirjen Dikti Depdiknas, Fasli Jalal, melalui teleconference "Coffee Morning with DGHE Perdana 2008" di 48 PT se-Indonesia, diantaranya di Rektorat ITS Surabaya, Selasa.

Acara yang dihadiri para pimpinan perguruan tinggi, dekan, dan dosen yang berminat itu, merupakan kali ketiga yang dilakukan Dirjen Dikti Depdiknas dengan PTN/PTS se-Indonesia, setelah sebelumnya "teleconference" peluncuran Program BERMUTU untuk peningkatan kualitas guru.

Dalam kesempatan kali ini, Dirjen Dikti Depdiknas menawarkan kesempatan belajar ke luar negeri bagi dosen untuk menempuh pendidikan jenjang S2 dan S3, dengan target awal 2.500 beasiswa yang dibagi menjadi dua gelombang.

Untuk gelombang pertama berjumlah 1.500 beasiswa yang diserahkan pada tahun 2008 dan sisanya 1.000 beasiswa akan diberikan pada tahun 2009. Dari 1.500 beasiswa tahun 2008 baru 597 yang terisi, sehingga masih ada lebih dari 900 beasiswa yang belum terisi.

"Silahkan dosen-dosen dari berbagai program studi di perguruan tingggi mengajukan beasiswa ke perguruan tinggi yang dituju," kata Fasli Jalal dalam "teleconference" itu.

Dia juga menambahkan, dosen pelamar beasiswa harus memperhatikan apakah perguruan tinggi luar negeri yang dituju itu telah terakreditasi atau belum, karena hal itu menjadi tujuan dari program beasiswa Dikti itu.

Dalam "teleconference" yang berlangsung selama dua jam tersebut, Rektor ITS, Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD juga menyampaikan beberapa pendapat dalam sesi diskusi.

Orang nomor satu di ITS itu mengatakan, Dikti hendaknya juga memberikan porsi untuk bidang ilmu "science", karena ilmu itu sangat menunjang untuk bidang aplikatif lainnya.

"Kami juga sepakat bahwa pengiriman dosen untuk mengikuti beasiswa luar negeri, dikarenakan adanya kearifan lokal --kebutuhan daerah--," katanya.

(www.antara.co.id)