Sabtu, 24 Mei 2008

Ketika Anak-anak Ingin Jadi Presiden...


Murid SMPN 72 Jakarta Pusat berwisata ke Istana Negara dipandu anggota TNI dan Polri, sabtu (24/5).
Minggu, 25 Mei 2008 | 10:28 WIB

Bersamaan dengan pemberlakuan kenaikan harga bahan bakar minyak—premium, solar, dan minyak tanah—rata-rata 28,7 persen, rakyat mendapat ”kompensasi” wisata gratis ke Istana Kepresidenan, Jakarta. Mulai Sabtu (24/5), istana lambang berdiri tegaknya kolonialisme klasik itu boleh dilongok rakyat. Lebih istimewa, penghuni istana berdiri menyambut.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ny Ani Yudhoyono penuh senyum menyalami murid Taman Kanak-kanak Labs School, Jakarta, yang diberi kesempatan pertama menginjakkan kakinya di Istana Merdeka. Sambutan tuan rumah hanya terjadi pada saat pembukaan program.

Anak-anak yang berpakaian seragam ini masuk Istana Merdeka lewat pintu belakang, dipandu tiga anggota TNI dan Polri perempuan. Pintu depan memang dibuat sangat lebar dengan enam pilar yang besar-besar, pintu besar itu hanya boleh dilewati penghuni istana. Meskipun program acara diberi nama ”Istana untuk Rakyat”, rakyat biasa hanya boleh masuk istana lewat pintu belakang.

Dari pintu belakang yang sempit, kekaguman akan keindahan istana yang telah selesai direnovasi atapnya dengan biaya sekitar enam miliar rupiah itu mengemuka. ”Wuiiih, Istananya bagus bangeeet...,” ujar beberapa murid TK Labs School mengarahkan pandangan ke seluruh ruangan.

Kekaguman serupa dikemukakan murid Sekolah Dasar (SD) 01 Menteng dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) 72, Jakarta, yang mendapat giliran berikutnya. Kekaguman itu bertambah saat melihat dua lampu gantung kristal yang menurut Ny Ani Yudhoyono beratnya mencapai 500 kilogram.

Hanya satu lampu gantung yang dinyalakan sebagai bahan Ny Ani memberi pendidikan tentang hemat energi kepada anak-anak. Jika ada acara lain, dua lampu gantung kristal itu dinyalakan juga di siang hari. Di ruang yang biasa dipakai untuk jamuan itu terpajang lukisan karya Raden Saleh, Basuki Abdullah, Sudjono, dan lukisan diri Presiden dan Ny Ani Yudhoyono.

Dari ruang jamuan, dijelaskan fungsi ruang lain yang ada di Istana Merdeka, seperti Ruang Bendera Pusaka, Ruang Raden Saleh, Ruang Tidur Presiden, dan Ruang Jepara.

Setiap berbincang-bincang dengan rombongan anak-anak itu, Ibu Ani Yudhoyono selalu menanyakan apakah mereka ingin jadi presiden. "Siapa yang ingin jadi Presiden? Kalau jadi Presiden nanti tinggalnya di istana ini," tanya Ibu Ani yang disambut teriakan "Saya, saya," oleh anak-anak TK Labs School sambil mengacungkan jari.

"Kalau mau jadi presiden, anak-anak harus rajin belajar yah. Ibu doakan semoga nanti kalian ada yang jadi presiden," katanya ramah.

Saat berbincang-bincang dengan anak-anak dari SMP Negeri 72 Petojo, Ibu Ani menanyakan hal yang sama. Ia mendekati Mirza yang mengacungkan diri ingin menjadi presiden. "Mirza kenapa ingin jadi presiden," tanya Ibu Ani.

"Saya ingin menjadikan Indonesia bangsa yang adil makmur dan sejahtera," jawab Mirza tegas disambut tepuk tangan hadirin.
"Kalau mau jadi presiden syaratnya apa?," tanya Ibu Ani lagi, yang dijawab "Harus pintar, berwibawa, dan tegas bu," kata Mirza lagi.

"Jangan lupa harus sehat badannya. Jadi anak-anak selain harus rajin belajar juga harus sehat dengan makan makanan yang sehat dan rajin berolahraga," katanya.

Selepas dari Istana Merdeka, wisata dilanjutkan dengan berjalan kaki mengelilingi taman di bagian dalam istana. Wisma Negara, Istana Negara, Gazebo, dan Kantor Presiden dilalui dengan penjelasan pemandu. Di perjalanan, rakyat bisa menikmati sejuknya udara karena payungan dua pohon Ki Hujan (Samanea saman) yang usianya ratusan tahun.

Wisata berakhir di teras Istana Merdeka. Telah siap tukang foto untuk memotret kehadiran Anda ke Istana dan bisa ditebus dengan harga sewajarnya.

Program ”Istana untuk Rakyat” akan dibuka rutin setiap Sabtu-Minggu mulai pukul 09.00-16.00 dengan pendaftaran terakhir pukul 15.00. Tidak dipungut biaya sepeser pun untuk wisata ini, tetapi tata tertib untuk alasan keamanan harus dipatuhi.

Untuk bisa berwisata ke Istana, rakyat cukup membawa kartu identitas asli dan berpakaian rapi. Pakaian rapi adalah tidak memakai jeans, celana pendek, kaos oblong, dan sandal, kecuali anak di bawah 12 tahun dan berseragam sekolah.

Jika ingin melupakan kepenatan hidup karena harga-harga semakin mencekik, silakan menikmati Istana Kepresidenan....


Wisnu Nugroho A